Jalan Menuju Dusun 2 Bukitmulya Kabupaten Tanahlaut Surut, Pelajar Tetap Tak Bisa Sekolah.
PELAIHARI -MKNews- Meski hujan sesekali masih terjadi namun cuaca cenderung membaik sejak sore kemarin hingga Jumat (29/7/2022) hari ini di wilayah Desa Bukitmulya, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel).
Genangan air yang merendam Jalan menuju Dusun 5 di kawasan eks jalan hauling tambang batu bara juga telah surut. Meski begitu para pelajar di Dusun 5 tetap belum bisa sekolah.
"Memang jalan di eks hauling itu sudah lumayan surut, tapi di titik lainnya genangan masih dalam dan arusnya deras," ucap Pujiarto, warga Bukitmulya kepada awak media
Dikatakannya, bus angkutan pelajar perusahaan perkebunan kelapa sawit belum bisa melintasi titik jalan yang terendam tersebut.
"Itu yang masih dalam genangannnya di sekitar pelang Selamat Datang di Pondok 2. Panjang genangan sekitar 100 meter, masih sangat rawan dilewati kendaraan roda dua maupun mobil," paparnya.
Tanggul lubang tambang di wilayah tersebut, kata Pujiarto, jebol sejak Kamis kemarin sehingga arusnya sangat deras melintasi badan jalan di kawasan setempat. Ada beberapa titik genangan di wilayah Dusun 5.
Pujiarto menuturkan warga Bukitmulya berharap rencana pembuatan sodetan di lubang tambang di sisi timur di kawasan eks hauling oleh pihak perusahaan segera terlaksana. Pasalnya penyodetan tersebut menjadi salah satu solusi mengatasi air bah yang saat ini membanjiri sejumlah titik di badan jalan menuju Dusun 5.
Sekadar diketahui, cukup banyak warga Bukitmulya yang tiap hari bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berada di Dusun 5. Selain itu sebagian warga lainnya ada yang menyadap tanaman karet maupun mencari rumput pakan ternak.
Karena itu ketika jalan menuju Dusun 5 maupun jalan lingkungan di pemukiman Dusun 5 tenggelam, dampaknya cukup dirasakan warga Bukitmulya. Termasuk kalangan pelajar setempat yang tersendat aktivitas belajarnya karena bus angkutan pelajar setempat tak berani melintas.
Kepala Dusun 5 Sigit Andriyanto menyebutkan jumlah pelajar di dusunnya sekitar 39 orang. Meliputi 20-an orang pelajar sekolah dasar dan sekitar sepuluh orang pelajar SMP dan SMA.
Sekolah SMP dan SMA berada di desa tetangga. Sebelum mencapai desa tetangga, mesti melintasi pemukiman induk Desa Bukitmulya. Namun jalan keluar di eks hauling kebanjiran.
Jalan-jalan lingkungan di Dusun 5 juga kebanjiran sehingga armada bus angkutan pelajar pun juga tak bisa menjangkau gedung sekolah meski sekolah SD ada di wilayah setempat. (Fdl)
Genangan air yang merendam Jalan menuju Dusun 5 di kawasan eks jalan hauling tambang batu bara juga telah surut. Meski begitu para pelajar di Dusun 5 tetap belum bisa sekolah.
"Memang jalan di eks hauling itu sudah lumayan surut, tapi di titik lainnya genangan masih dalam dan arusnya deras," ucap Pujiarto, warga Bukitmulya kepada awak media
Dikatakannya, bus angkutan pelajar perusahaan perkebunan kelapa sawit belum bisa melintasi titik jalan yang terendam tersebut.
"Itu yang masih dalam genangannnya di sekitar pelang Selamat Datang di Pondok 2. Panjang genangan sekitar 100 meter, masih sangat rawan dilewati kendaraan roda dua maupun mobil," paparnya.
Tanggul lubang tambang di wilayah tersebut, kata Pujiarto, jebol sejak Kamis kemarin sehingga arusnya sangat deras melintasi badan jalan di kawasan setempat. Ada beberapa titik genangan di wilayah Dusun 5.
Pujiarto menuturkan warga Bukitmulya berharap rencana pembuatan sodetan di lubang tambang di sisi timur di kawasan eks hauling oleh pihak perusahaan segera terlaksana. Pasalnya penyodetan tersebut menjadi salah satu solusi mengatasi air bah yang saat ini membanjiri sejumlah titik di badan jalan menuju Dusun 5.
Sekadar diketahui, cukup banyak warga Bukitmulya yang tiap hari bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berada di Dusun 5. Selain itu sebagian warga lainnya ada yang menyadap tanaman karet maupun mencari rumput pakan ternak.
Karena itu ketika jalan menuju Dusun 5 maupun jalan lingkungan di pemukiman Dusun 5 tenggelam, dampaknya cukup dirasakan warga Bukitmulya. Termasuk kalangan pelajar setempat yang tersendat aktivitas belajarnya karena bus angkutan pelajar setempat tak berani melintas.
Kepala Dusun 5 Sigit Andriyanto menyebutkan jumlah pelajar di dusunnya sekitar 39 orang. Meliputi 20-an orang pelajar sekolah dasar dan sekitar sepuluh orang pelajar SMP dan SMA.
Sekolah SMP dan SMA berada di desa tetangga. Sebelum mencapai desa tetangga, mesti melintasi pemukiman induk Desa Bukitmulya. Namun jalan keluar di eks hauling kebanjiran.
Jalan-jalan lingkungan di Dusun 5 juga kebanjiran sehingga armada bus angkutan pelajar pun juga tak bisa menjangkau gedung sekolah meski sekolah SD ada di wilayah setempat. (Fdl)