Kejaksaan RI Adakan Pertemuan koordinasi Dengan TNI Angkatan Laut (TNI AL)
JAKARTA- MKNews-Jaksa Agung ST Burhanuddin melaksanakan pertemuan
koordinasi antara Kejaksaan RI dengan TNI Angkatan Laut (TNI AL) yang dipimpin
langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali
membahas tentang penegakan hukum di wilayah laut.
Pertemuan koordinasi antara Kejaksaan RI dengan TNI AL dihadiri oleh Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Febrie Adriansyah, Jaksa Agung Muda Pidana Militer Mayjen TNI Wahyoedho Indrajit, Plt. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Asri Agung Putra dan Kepala Pusat Penerangan Hukum Ketut Sumedana. Sedangkan jajaran dari TNI AL dihadiri oleh Asisten Personel KSAL Laksda TNI P. Rahmad Wahyudi, Asisten Operasi Laksda TNI Denih Hendrata dan Kepala Dinas Hukum TNI AL Laksma TNI Leonard Marpaung. (K.3.3.1)
Dalam pertemuan tersebut, KSAL menyampaikan bahwa luas
wilayah teritorial laut Indonesia adalah 2/3 dari luas daratan Indonesia. Oleh
karenanya, kejahatan di laut dengan berbagai modus operandinya jauh lebih
banyak dibandingkan di darat. Terkait hal tersebut, KSAL menginisiasi agar
perlu dilakukan koordinasi antar penegak hukum.
“Indonesia memiliki kekayaan laut yang potensial, sehingga
berpotensi dilirik oleh negara lain. Hal itu dapat berdampak pada kejahatan
transnasional seperti pelanggaran wilayah teritorial, illegal fishing, illegal
mining, trafficking, penyelundupan narkotika hingga terorisme.
Mengingat ada 12 instansi penyidik yang berkepentingan di wilayah laut, semua
penyidikan tindak pidana laut perlu dikoordinasikan antar pihak dengan baik,”
ujar KSAL.
Jaksa Agung menyambut baik kedatangan KSAL beserta jajaran
TNI AL karena kunjungan tersebut tidak saja bermakna silaturahmi, tetapi juga
mempererat kolaborasi penegakan hukum di wilayah laut.
Jaksa Agung juga menyampaikan bahwa keberadaan Jaksa Agung
Muda Bidang Pidana Militer (JAM PIDMIL) berperan dalam koordinasi
perkara-perkara koneksitas. Untuk itu, JAM PIDMIL dapat membantu penyidik TNI
AL dalam rangka koordinasi dan sinergi penegakan hukum secara komprehensif.
Dengan perkembangan teknologi informasi dalam kejahatan
lintas negara di wilayah laut, Jaksa Agung menyampaikan bahwa diperlukan adanya
penguatan sarana/prasarana, koordinasi integral antar penyidik secara intensif
dan efektif sehingga penegakan hukumnya tidak tumpang tindih.
“Saya berharap ke depannya perlu dilakukan pendidikan dan
pelatihan bersama untuk membangun mindset/presepsi yang sama antar penegak
hukum. Pendidikan dan pelatihan tersebut merupakan bagian dari pertukaran
informasi dan sharing knowledge,” ujar Jaksa Agung.