Pemkab Seruyan Gelar Rakornis Penyuluh Pertanian, 40 ribu Hektare cetak sawah Akan dicadangkan dititik aliran sepanjang Sungai Seruyan
KUALA PEMBUANG- MKNews- Pemerintah Kabupaten Seruyan melaui Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat menggelar rapat koordinasi tekhnis (rakornis) penyuluh pertanian se-Kabupaten Seruyan, di Auala Kantor DKPP setempat, Kamis (26/9).
Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Pj Bupati Seruyan, Djainudin Noor, diwakili Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Seruyan, Sugian Noor.
Turut hadir Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Seruyan, Albidinnor, dan Penyuluh Pertanian se-Kabupaten Seruyan.
"Jadi kegiatan ini sangat baik sekali, dan ini perlu setiap tahun ini harus dilakukan," ujar Sugian Noor, saat diwawancarai awak media usai acara kegiatan.
Menurutnya, rakornis menjadi wadah diskusi untuk mengevaluasi kegiatan yang sedang dilaksanakan. Selain itu, juga awal untuk pembahasan kegiatan tahun 2025 mendatang.
Ia menjelaskan, bahwa baru-baru ini pada saat temu tani bersama kandidat paslon Bupati dan Wakil Bupati Seruyan periode 2024-2029, mereka menyampaikan program pertanian ke depan.
"Jadi, baik pertanian, perikanan, perkebunan, dan holtikultura, semua sektor itu akan menjadi komitmen para kandidat untuk dikembangkan," terang Sugian Noor.
"Mereka menawarkan peningkatan kualitas SDM penyuluh, kuantitas penyuluh atau petugas tekhnis dan akan menjadi perhatian mereka," imbuh Sugian Noor.
Sehingga, sambung Sugian Noor, hari ini DKPP Seruyan melaksanakan rakernis ini, sekaligus juga menindaklanjuti terkait komentar-komentar para bakal calon.
Sementara itu, Kepala DKPP Seruyan, Albidinnor, yang menjabat hampir lima tahun mengatakan, bahwa baru kali ini diselenggarakan rakornis ini.
Ia juga berharap, apa yang menjadi pesan dari Presiden terpilih Prabowo Subianto, bahwa ke depan sektor pertanian menjadi sektor unggulan bagi seluruh Indonesia dengan cetak sawah.
"Untuk itu, perlu kita sambut dan didukung bersama," ujar Albidinnor.
"Dengan mengumpulkan penyuluh, satu kata bagi Presiden terpilih Prabowo Subianto sebagai Pemerintah Pusat, khususnya cetak sawah akan direncanakan satu juta hektare," imbuh Albidinnor.
Sedangkan untuk Kabupaten Seruyan sendiri, kata Albidinnor, dialokasikan sebanyak empat puluh ribu hektare.
"Mudah-mudahan bisa terlaksana, dan tentu kita juga perlu dukungan tekhnis, apakah itu bisa dilaksanakan semua, apa hanya dengan baku lahan kita semua yang sedang ada dan bersedia dengan petaninya," ujarnya.
Ia juga berharap, dengan rakornis ini, ke depan penyuluh pertanian yang ada di Kabupaten Seruyan diinformasi, apa yang menjadi program pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten.
"Sehingga nanti tidak ada miskomunikasi antara dinas dengan PPL yang ada dilapangan," jelasnya.
Terkait titik lokasi yang empat puluh ribu hektare itu, sebut Albidinnor, akan dicadangkan oleh Pemerintah Pusat sepanjang aliran sungai Seruyan.
"Nah, kita sudah tahu bahwa ini hanya potensi cadangan. Sementara cadangan baku lahan kita diangka 12 ribu hektare dan memang jauh dari potensi yang ada," sebutnya.
"Untuk itu, tentu untuk diskusi dan sinkronisasi data kembali karena kita tahu bahwa namanya sawah berada di Kecamtan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur, juga sebagian di Danau Seluluk dan Danau Sembuluh," imbuh Albidianor.
Namun, sambung Albidianor, fokusnya ada di Kecamatan Seruyan Hilir dan Kecamatan Seruyan Hilir Timur.
"Jadi, nanti apakah akan menjadi satu pusat saja di dua kecamatan ini atau meluas dibeberapa kecamatan dalam rangka untuk menjamin ketahan pangan yang ada di Kabupaten Seruyan," tambahnya.
Ia menuturkan, bahwa untuk tenaga penyuluh saat ini, yang menjadi dilemanya adalah terkait dengan SDM masih sebagian besar adalah honorer.
"Untuk itu, kita berharap tahun 2024 ini semua penyuluh yang honorer bisa terhapuskan, dan diangkat, tetapi kendalanya adalah pendidikan, yang mana para penyuluh tidak semuanya pendidikan pertanian," ujar Albidianor.
Menurut Albidianor, ini menjadi tantangan bagi semua. Dengan harapan pada saatnya nanti ada semacam percepatan terkait dengan sekolah untuk spesialis pertanian.
"Jadi, nantinya mereka bisa sekolah dulu. Kemudian, dipertimbangkan untuk bisa diangkat jadi penyuluh," jelasnya. (gan)